April 22, 2025

Detikbola

Update Berita Paling Populer Seputar Sepakbola

Pertarungan Pelatih Saat Bayern Munich vs Bayer Leverkusen

4 min read

Pertarungan pelatih Saat Bayern Munich vs Bayer Leverkusen -Pelatih kepala Bayern Munich yang baru Vincent Kompany hendak mengalami tantangan terbesarnya dikala timnya menjamu juara bertahan Bundesliga Bayer Leverkusen di Allianz Arena pada hari Sabtu. Di bangku cadangan yang berseberangan hendak terdapat Xabi Alonso, mantan pemain Bayern yang sudah bertransisi dari pemain kelas dunia jadi manajer peraih gelar, serta wujud yang mau ditiru Kompany.

Ini ialah dini yang fantastis untuk Kompany di Bayern . Apalagi pelatih asal Belgia ini mempunyai dini terbaik yang sempat diraih oleh pelatih baru di Munich, sehabis memenangkan seluruh 6 pertandingan kompetitifnya sepanjang ini, dengan regu mencetak 29 goal yang sangat mengesankan. Walaupun mereka wajib berjuang keras buat menang atas Wolfsburg pada pertandingan pembukaan Bundesliga, mereka sudah mencatat kemenangan 6-1 serta 5-0 atas Holstein Kiel serta Werder Bremen . Di Liga Champions UEFA , mereka mengawali kampanye mereka dengan mengalahkan Dinamo Zagreb dengan skor 9-2 .

Sehabis masa yang mengecewakan yang membuat Bayern kehabisan mahkota Bundesliga yang sudah mereka pegang sepanjang 11 tahun lebih dahulu Kompany lekas memulihkan keyakinan dirinya. Mereka sudah naik ke puncak klasemen serta unggul 3 poin di puncak. Apalagi pada sesi dini ini, tanda-tandanya telah tidak jelas.

Tetapi Alonso hendak banyak bicara tentang itu. Kebangkitan pelatih asal Spanyol itu ke puncak kepelatihan sepak bola Jerman sama tidak terduga serta menakjubkannya. Sehabis mengambil alih Gerardo Seoane menjelang dini masa 2022/23, dia bawa Leverkusen yang lagi berjuang dari posisi kedua dari dasar ke posisi 6 besar, sehingga mereka memperoleh peluang bermain di Eropa dikala degradasi nampak lebih bisa jadi terjalin di dini masa

Itu merupakan pergantian haluan yang kokoh namun apa yang terjalin selama sejauh masa 2023/24 merupakan suatu kejutan yang tidak terduga. Leverkusen tidak cuma memenangkan Meisterschale awal mereka , finis dengan 18 poin di atas pesaing terdekat mereka VfB Stuttgart serta mengumpulkan 19 poin lebih banyak dari Bayern yang kesimpulannya menempati posisi ketiga, namun mereka pula jadi regu awal yang mengklaim gelar Bundesliga tanpa kalah dalam satu pertandingan juga Mereka nyaris menuntaskan treble tidak terkalahkan, dengan kekalahan 3-0 di final Liga Europa UEFA dari Atalanta selaku satu-satunya bercak dikala mereka mencapai gelar ganda dalam negeri

Sehabis bertahun-tahun diejek ‘. Neverkusen ‘. – merujuk pada serangkaian kegagalan yang menyakitkan di dini abad ini – Alonso bawa Leverkusen ke puncak, mempraktikkan style yang menegaskan pada style yang dimainkannya di dasar Pep Guardiola di Bayern. Sama semacam Alonso kala dia memenangkan 3 gelar Bundesliga di dasar pelatih yang saat ini jadi bos Manchester City, Granit Xhaka ditugaskan buat mengatur lini tengah serta mengendalikan game suatu yang dicapai oleh gelandang internasional Swiss itu dengan kekuatan serta style khasnya yang unik.

Pasti saja, Kompany pula bermain di dasar asuhan Guardiola – 3 tahun yang membuahkan hasil di City yang menciptakan 2 gelar Liga Primer Inggris, 2 Piala FA, serta satu Piala Liga. Pengaruh pelatih asal Spanyol itu terhadap mantan bek tengah itu jelas serta walaupun dia tidak sanggup memperoleh hasil yang diinginkannya dari Burnley di divisi paling atas pada pekerjaan terakhirnya, mutu pemain yang lebih besar yang ada menurutnya di Bavaria sudah berarti dini yang harmonis buat masa jabatannya.

Bayern senantiasa memahami bola lebih banyak di dasar asuhan pendahulu Kompany, Thomas Tuchel , namun perbedaannya masa ini merupakan keseriusan mereka. Tidak terdapat regu yang menempuh jarak lebih sedikit daripada Bayern sepanjang masa Bundesliga 2023/24. Tetapi sehabis 4 pertandingan masa ini, mereka terletak di posisi kedua dalam peringkat tersebut. Terjalin kenaikan signifikan dalam game intensif, serta kerja ekstra seperti itu yang menimbulkan lawan hadapi begitu banyak permasalahan

Kala Leverkusen berkuasa masa kemudian cuma 3 regu yang memahami lebih banyak lapangan. Dengan seluruh keahlian halus serta metode menawan tidak terdapat yang bisa dicapai tanpa kerja keras serta memahami dasar-dasar dengan benar – ini nyatanya ialah suatu yang dimengerti dengan kilat oleh Kompany serta Alonso dalam karier kepelatihan mereka yang pendek

Sepanjang masa bermain mereka, kedua regu ini berjumpa sebanyak 7 kali di tingkat klub serta internasional. Alonso jelas lebih unggul, menang dalam 5 dari pertemuan tersebut serta cuma kalah satu kali. Kekalahan itu terjalin pada pertemuan terakhir antara keduanya, kala City mencatat kemenangan tipis 3-2 atas Bayern di babak penyisihan tim Liga Champions 2014/15, sedangkan regu Bundesliga itu telah lolos ke babak sistem gugur.

Walaupun timnya tampak tidak semacam umumnya masa kemudian dia senantiasa berharap Bayern jadi regu yang wajib dikalahkan kali ini. Menurut aku kami bukan favorit, katanya saat sebelum dimulainya masa Bundesliga.

untuk aku Bayern merupakan kesukaan lagi. Skuad, sejarah mereka, jelas nampak Kami mau bermain bagus, kami mau mengawali masa dengan baik, seperti itu tujuan kami. Kita amati saja apa yang dapat kami capai, namun tujuan kami merupakan bertahan di 4 besar. Itu realistis, kami memiliki skuat yang bagus.

Sedangkan itu, Kompany menuntut timnya buat memakai silsilah klub selaku inspirasi buat mengendalikan serta mengalami pertandingan melawan klub-klub papan atas. kala aku bermain melawan tim-tim papan atas Bayern di masa kemudian aku tidak menemukan kesan kalau mereka ditekan oleh lawan, kata mantan bek internasional Belgia itu. “Mereka senantiasa jadi orang-orang yang memencet serta memahami bola dengan baik. Kita amati saja apakah kita dapat melaksanakan itu pula

Apalagi di sesi dini kompetisi ini, hasil pertandingan ini dapat sangat mempengaruhi posisi juara pada bulan Mei. Serta walaupun hendak terdapat banyak pemain bertalenta di lapangan di kedua kesebelasan, duel terutama bisa jadi hendak terjalin di pinggir lapangan. Masih wajib dilihat siapa yang hendak bertahan di tengah panasnya pertarungan.-detikbola.id