Antonio Conte kembali mengkritik Tottenham serta Daniel Levy
2 min read
Antonio Conte kembali mengkritik Tottenham serta Daniel Levy-Antonio Conte menghabiskan 18 bulan selaku pelatih Tottenham tetapi meninggalkan klub dalam suasana yang tidak menyenangkan. Antonio Conte merenungkan waktunya di Tottenham, menegaskan kalau dia sudah memperolehhasil optimaldari skuad sepanjang masa jabatannya.
Pelatih asal Italia itu, yang meninggalkan Spurs sehabis nyaris 18 bulan, menyoroti kegolan timnya menggapai kualifikasi Liga Champions di dasar bimbingannya walaupun mengambil alih dikala mereka terletak di posisi kesembilan dalam klasemen. Dia mengakui ekspektasi besar serta tantangan yang dihadapinya, tercantum bekerja dengan bintang- bintang semacam Harry Kane serta Son Heung- min, sambil pula mengisyaratkan keterbatasan yang dihadapinya.
Conte, dikala berdialog kepada DAZN, berkata:Aku menyadari terdapatnya ekspektasi, namun bila Kamu mengalami kesusahan… Aku pikir Tottenham bermain dengan sangat baik, sebab mereka terletak di posisi kesembilan dikala aku datang serta kami lolos ke Liga Champions.
2 tahun sehabis aku berangkat, sebab alibi individu, mereka tidak lolos ke Liga Champions. Aku rasa aku pula mencapai banyak prestasi di situ.
Bila orang memohon aku melaksanakan keajaiban, hingga aku bisa memesatkannya serta menghasilkan keahlian terbaik dari skuad, namun itu tidak berarti kami bisa menang. Aku pikir aku sudah memperoleh hasil optimal dari regu Tottenham itu.
Dalam babak akhir masa jabatannya yang dramatis, rasa frustrasi Conte memuncak dikala Tottenham Hotspur kalah dari Sheffield United di Piala FA serta menyia- nyiakan keunggulan 2 gol melawan Southampton dalam hasil imbang 3- 3. Conte secara terbuka mengkritik infrastruktur klub, dengan menunjuk pimpinan Daniel Levy serta budaya yang berlaku di Spurs.
Pendapat pedas pelatih asal Italia itu membuat klub tidak memiliki opsi tidak hanya berpisah. Dia berpendapat:Mereka tidak bermain buat suatu yang berarti. Mereka tidak mau bermain di dasar tekanan, mereka tidak mau bermain di dasar tekanan.
Mudah dengan metode ini. Cerita Tottenham begini, 20 tahun terdapat pemiliknya serta mereka tidak sempat menang apa juga, tetapi mengapa? Kesalahannya cuma pada klub, ataupun pada tiap manajer yang bertahan di mari. Aku sempat memandang manajer yang sempat dipunyai Tottenham di bangku cadangan.
Saat ini selaku pemimpin Napoli, yang dikala ini terletak di puncak klasemen Serie A, Conte merenungkan kemajuan timnya semenjak mereka memenangi kejuaraan 2 tahun kemudian yang setelah itu diiringi oleh penyusutan sampai finis di posisi ke- 10 pada masa kemudian, yang mengindikasikan kalau performa mereka dikala ini bisa jadi melebihi ekspektasi.-detikbola.id