Bisakah Leverkusen asuhan Xabi Alonso menggapai tingkat
4 min readBisakah Leverkusen asuhan Xabi Alonso menggapai tingkat -Bisakah Leverkusen asuhan Xabi Alonso menggapai tingkat selanjutnya dengan perekrutan masa panas? Pelatih asal Spanyol itu sudah mengamankan kedalaman mutu di posisi- posisi kunci dalam skuadnya, serta dengan si juara mempertahankan kebanyakan pemain inti dari masa kemudian, bundesliga. com menganalisis masa panas mereka serta apa maksudnya untuk masa mendatang…
Bayer Leverkusen sudah melaju ke tingkat baru dalam sebagian masa terakhir di dasar asuhan Xabi Alonso. Sehabis tahun awal yang menjanjikan, pemain Spanyol itu mencapai gelar Bundesliga serta DFB Pokal tidak terkalahkan yang memiliki bersama klub tersebut di masa keduanya.
Keberhasilan Die Werkself
di lapangan sangat luar biasa, serta salah satu aspek utama yang mendesak keberhasilan dalam penampilan itu merupakan perekrutan hebat klub akhir- akhir ini. Alejandro Grimaldo, yang bergabung dengan status leluasa transfer dari Benfica masa panas kemudian, sukses mencetak 2 digit berhasil serta assist.
Perekrutan berarti yang lain pada masa panas kemudian tercantum Granit Xhaka, Victor Boniface, Jonas Hofmann serta Josip Stanišić- benang merah di antara mereka seluruh merupakan seberapa kilat mereka jadi inti regu pemenang gelar Leverkusen.
Masa panas ini pula berjalan lembut untuk Leverkusen. Perekrutan Aleix García, Martin Terrier, serta Jeanuël Belocian seluruhnya sudah dicoba jauh saat sebelum masa diawali.
Dengan masih banyak waktu tersisa, kita memandang apakah perekrutan Alonso bisa menolong mereka menggapai tingkat selanjutnya?
Sehabis penampilan gemilang mereka masa kemudian, Bayer Leverkusen masih memiliki banyak perihal yang wajib dijalani di masa 2024/ 25. Walaupun mempertahankan Meisterschale serta Pokal hendak jadi prioritas,
Die Werkself pula hendak mengalami tantangan buat bersaing dengan klub- klub elite Eropa di Liga Champions.
Sedangkan skuad Leverkusen masa kemudian teruji sanggup mengalahkan seluruh lawan dalam rekor tidak terkalahkan yang mengejutkan, meningkatnya mutu lawan kontinental serta tantangan mempertahankan mahkota Bundesliga mereka sudah membuat pemilihan pemain yang lebih mendalam jadi berarti. Di sinilah, sekali lagi, perekrutan jadi kunci.
Orang awal yang datang di Rhine- Westphalia Utara adalah
Jeanuël Belocian, bergabung dari Stade Rennes dengan kontrak 5 tahun sampai 2029. Bek Prancis U21 ini baru berumur 19 tahun, namun sudah mengumpulkan pengalaman signifikan dengan regu utama Rennes semenjak masuk ke regu senior pada umur 16 tahun.
Kehadiran Belocian tidak cuma merendahkan rata- rata skuad namun pula mendatangkan pemain dengan banyak kemampuan. Dengan berakhirnya masa pinjaman Josip Stanišić di BayArena, direktur berolahraga Simon Rolfes serta Alonso butuh mengenali bek muda, semacam Stanišić, yang bisa membagikan nilai tambah buat masa saat ini serta masa depan. Belocian penuhi seluruh kriteria tersebut.
Mutu pemain muda Prancis ini dalam mencerna bola serta atletismenya buatnya sangat sesuai buat Leverkusen, paling utama bila Alonso berencana buat senantiasa memakai sistem 3 bek favoritnya. Belocian mempunyai pengalaman dalam formasi semacam ini, sebab sebagian besar bermain dalam formasi 3 bek buat Rennes sepanjang masa 2023/ 24 di Ligue 1.
Belocian hendak berikan Alonso opsi buat merotasi bek tengah. Jonathan Tah, Edmond Tapsoba, Piero Hincapié, serta Odilon Kossonou merupakan 4 kandidat buat 3 bek Alonso, namun saat ini terdapat 5 yang turut dan.
Granit Xhaka, Exequiel Palacios, serta Robert Andrich seluruhnya memainkan kedudukan berarti dalam keberhasilan Leverkusen mencapai gelar masa kemudian dari lini tengah. Untuk Alonso, merekrut pemain internasional Spanyol berumur 27 tahun Aleix García di posisi yang telah dipadati pemain bermutu di klub ialah ciri rasa laparnya buat mencapai lebih banyak kesuksesan.
Datang dari Girona masa panas ini, García sepanjang ini mempunyai jalan yang menarik di dunia sepak bola. Berawal dari regu muda di Villareal, kemudian Manchester City, García kandas menciptakan klub yang pas buat dirinya sendiri sehabis sebagian kali dipinjamkan serta apalagi pernah bermain di luar negara di Rumania. Pada kesimpulannya, pada tahun 2021 di Girona, dia menciptakan kembali jati dirinya serta tidak sempat menoleh ke balik semenjak dikala itu.
Klub La Liga itu sukses lolos ke Liga Champions masa kemudian berkat usaha pemain semacam García, yang pula jadi kapten regu sepanjang sebagian besar masa. Mencetak 3 berhasil serta membagikan 6 assist di liga utama Spanyol masa kemudian, García menciptakan banyak sekali hasil ofensif buat seorang yang paling utama berprofil selaku deep- lying playmaker. Kedudukannya di Girona tidak sangat jauh dari Xhaka di Leverkusen.
García mempunyai keahlian metode yang hebat dikala mencerna bola, serta dilatih dengan tata cara Pep Guardiola di Manchester City, dia pula sangat tahan terhadap tekanan serta sanggup memainkan seluruh tipe umpan yang menembus pertahanan. Bila dia bisa meniru penampilan yang dia tunjukkan di Spanyol, ini dapat jadi transfer yang pintar buat mengangkut skuad dari Leverkusen.
Pada kesimpulannya, pencapaian terbanyak Leverkusen masa panas ini bisa jadi merupakan mempertahankan pemain bintang mereka tercantum pemain semacam Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, serta Grimaldo, antara lain.
Keberhasilan klub masa kemudian sudah membuat nyaris seluruh pemain Leverkusen jadi pusat atensi, sedangkan klub- klub elite Eropa yang lain terus memantau penampilan mereka. Dengan persaingan yang terus menjadi ketat di liga, terus menjadi berarti untuk Leverkusen buat tidak cuma mendatangkan pemain baru ke dalam skuad, namun pula mempertahankan inti dari apa yang membuat mereka jadi regu yang berhasil.
Standar sudah diresmikan setinggi langit sehabis 2 kali tidak terkalahkan yang memiliki pada masa kemudian, namun dengan skuad yang lebih kokoh, siapa yang dapat berkata mereka tidak hendak mengulangi prestasi luar biasa mereka masa kemudian serta betul- betul menorehkan prestasi di Liga Champions pula?-detikbola.id