Rodman Bantu AS Kalahkan Jepang Serta Capai Semifinal
3 min readRodman Bantu AS Kalahkan Jepang Serta Capai Semifinal -PARIS– Sehabis sore yang panjang, panas, serta penuh frustrasi, Trinity Rodman memahami bola, bergerak ke kiri serta membebaskan tembakan laser yang brilian kala regu nasional perempuan Amerika Serikat sangat membutuhkannya.
Tendangan keras Rodman dari sudut kecil menggetarkan gawang pada menit ke- 106, membuat para pemirsa– tercantum legenda USWNT Megan Rapinoe– jadi histeris kala kemeja putih rekan setim pemain berumur 22 tahun itu menumpuk di atasnya.
Itu merupakan berhasil yang luar biasa, serta berhasil yang teruji jadi pembeda dalam kemenangan AS 1- 0 atas Jepang dalam pertandingan perempat final yang menegangkan di Parc des Princes pada hari Sabtu. Amerika Serikat saat ini hendak mengalami Jerman, pemenang atas Kanada di setelah itu hari, di semifinal pada hari Selasa di Lyon.
Itu merupakan momen terbaik dalam karier aku,kata Rodman setelahnya.Aku tidak dapat memohon yang lebih baik lagi.
Kemenangan ini menjamin kesempatan AS buat bermain demi medali– bukan perihal yang gampang sehabis tersingkir secara mengecewakan di babak 16 besar Piala Dunia Perempuan masa panas kemudian– namun sepanjang sebagian besar pertandingan pada hari Sabtu, nyatanya Amerika tidak hendak maju sama sekali. Mereka berjuang buat membuka pertahanan Jepang yang disiplin, tertib, serta mencekik, cuma buat menciptakan sedikit keajaiban saat sebelum sela waktu waktu bonus.
Crystal Dunn memulai gerakan penentu dengan umpan silang yang membolehkan Rodman menerobos sisi lapangan. Dia menerobos masuk ke kotak penalti, melesat melewati Hikaru Kitagawa, saat sebelum membebaskan tendangan keras dengan kaki kirinya yang melesat melewati Ayaka Yamashita yang tidak berdaya.
Itu merupakan berhasil terakhir yang dicetak AS dalam pertandingan sistem gugur Olimpiade semenjak berhasil penentu kemenangan Alex Morgan di Old Trafford pada semifinal Olimpiade 2012, serta berhasil ini membolehkan AS bebas dari undian yang terasa semacam adu penalti yang tidak terelakkan.
Apakah pertandingan itu mungkin besar hendak berujung pada adu penalti? Ya, pasti saja,kata pelatih AS Emma Hayes, yang kesekian kali menyanjung keahlian Jepang dalam mempertahankan taktiknya. Blok mereka merupakan yang terbaik di dunia,imbuh Hayes.Mereka menghasilkan kesabaran terbaik kami, yang ialah keahlian yang sangat diperlukan hari ini…[Pukulan Rodman] ialah penyelesaian kelas dunia.
Memainkan pertandingan mereka di tempat yang sama di mana regu putra AS tersingkir dari turnamen Olimpiade oleh Maroko satu hari lebih dahulu, atmosfernya– yang sangat menentang AS pada hari Jumat– sangat menunjang regu Amerika semenjak dini.
Tetapi, selama sebagian besar pertandingan, terdapat sebagian bagian game yang membuat stadion nyaris senyap dikala Jepang bersiap dalam posisi bertahan serta AS berupaya melanda tanpa hasil. Amerika selalu memahami bola; mereka berupaya 1. 026 operan pada hari Sabtu, bagi ESPN Stats& Information, yang ialah jumlah paling banyak yang dicoba oleh regu mana juga dalam satu pertandingan di 3 Olimpiade terakhir ataupun 4 Piala Dunia Perempuan terakhir.
Jumlah yang mencolok memanglah, namun tanpa berhasil, perihal itu membuat seluruh orang yang terpaut dengan AS– di tribun serta di lapangan– merasa terus menjadi takut, paling utama sebab Jepang pula mempunyai kesempatan.
Mina Tanaka membebaskan tembakan langsung ke arah Alyssa Naeher di babak awal, Dunn dituntut menepisnya di garis gawang di babak kedua serta Hinata Miyazawa membebaskan tembakan yang menimpa gawang samping di akhir pertandingan, terus menjadi tingkatkan tekanan pada AS.
Aku pikir kami hendak terus maju,kata penyerang Mallory Swanson.Aku pikir seperti itu mentalitas yang kami miliki. Kami hendak terus maju. Bila kami kehabisan peluang, kami hendak terus maju serta berupaya suatu yang berbeda.
Mereka melaksanakannya, berupaya menyusup ke daerah Jepang dengan metode apa juga yang bisa jadi, namun itu pasti saja ialah pekerjaan berat.
AS, yang bermain tanpa gelandang bertahan Sam Coffey yang terserang sanksi, tidak melaksanakan pergantian pemain sampai menit ke- 90, sehingga memunculkan persoalan dari sebagian pihak tentang kemampuan keletihan.
Hayes geram dengan usulan itu di zona kombinasi pascapertandingan.Aku dibayar buat melaksanakan pekerjaan ini, jadi yang aku minati cumalah apa yang kami jalani di dalam industri,katanya.Aku tidak percaya kami hendak sukses bila kami melaksanakan sangat banyak pergantian.
Dia meningkatkan kalau keyakinannya merupakan kalau koneksi yang dibentuk para pemain dalam sistem yang masih tumbuh ini lebih berarti daripada rasa letih apa juga, serta tidak bisa disangkal kalau ikatan itu nampak di akhir game.
Bagaimanapun, Dunn menciptakan Rodman. Suatu jalan tembak juga terbentuk. Serta sore yang penuh kekesalan seketika berganti jadi sore yang penuh kegembiraan. Itu,kata Hayes,merupakan berhasil yang indah. –detikbola.id