Xabi Alonso balik ke Liverpool jadi pelatih utama Bayer Leverkusen
4 min read
Xabi Alonso balik ke Liverpool jadi pelatih utama Bayer Leverkusen -Xabi Alonso sudah mengangkut trofi Bundesliga, Piala DFB, serta Piala Luar biasa selaku pelatih Bayer Leverkusen. Walaupun lebih dahulu dia sudah memenangkan banyak penghargaan selaku pemain Liverpool, Bayern Munich, serta Real Madrid, kembalinya dia ke Anfield dalam ajang Liga Champions UEFA membangkitkan kembali kenangan hendak malam sangat ajaib dalam karier bermainnya.
Tidak terdapat ikatan langsung antara satu pertandingan sepak bola dengan masa kepelatihan yang panjang, namun terdapat satu perihal yang menghubungkan ketertinggalan Liverpool 3- 0 dari AC Milan di babak awal final Liga Champions 2004/ 05 dengan keterpurukan Bayer Leverkusen di peringkat ke- 17 dalam klasemen Bundesliga pada Oktober 2022: tekad yang kokoh dari Alonso buat mewujudkan kesuksesan total dalam suasana yang beresiko.
Wajib memandang kembali berhasil Jerzy Dudek serta memandang bola bersarang di gawang Liverpool 3 kali di babak awal menandai dini yang kurang baik buat malam besar di Istanbul. Cuma 3 kali lebih dahulu dalam sejarah Liga Champions/ Piala Eropa, final satu leg diputuskan dengan selisih lebih dari 3 berhasil, menempatkan The Reds di jalan kekalahan yang membongkar rekor.
Pergantian wajib dicoba. Dietmar Hamann masuk mengambil alih Steve Finnan serta masuk ke lini tengah bertahan bersama Alonso. Masuknya mantan gelandang Bayern serta Jerman yang lincah itu melepaskan Alonso buat meningkatkan keahlian umpannya yang berkelas lebih jauh ke depan serta berupaya menginspirasi kebangkitan yang nyaris tidak seseorang juga yakin itu bisa jadi.
Dengan operator box- to- box yang ulet, Steven Gerrard, yang bersedia maju ke depan serta menuntaskan umpan- umpan tajam Alonso, kondisi berputar seluruhnya pada lini tengah Milan yang pakar, dengan gelandang serbu cerdik Kaka terpaksa mundur serta berupaya buat meresap tekad Alonso, suatu kedudukan yang secara natural tidak disukainya.
Alonso bisa jadi baru berumur 23 tahun dikala itu, namun dia sudah menampilkan tipe kepemimpinan yang nanti menjadikannya legenda Bundesliga selaku pemain serta pelatih, dengan berikan sinyal hasrat Liverpool pada menit ke- 51 dengan membebaskan tembakan keras dari jarak 35 yard yang melebar tipis dari gawang Dida.
Ini merupakan momen terbaik dalam karier handal aku. Aku merupakan juara Eropa, serta aku tidak bisa mempercayainya,” kata Alonso yang gembira sepanjang perayaan pascapertandingan yang meriah sehabis Liverpool sukses memegang kuping besar buat awal kalinya di masa Liga Champions.
Takdir merupakan kata yang susah digunakan dalam sepak bola, di mana kesuksesan diperoleh dengan sulit payah sepanjang berjam- jam di tempat latihan serta lapangan, tetapi itu merupakan kata yang kerap diucapkan pada masa 2023/ 24 dikala Leverkusen menuntaskan ekspedisi legendaris mengarah gelar Bundesliga dengan Alonso selaku pelatih, walaupun gelandang yang telah pensiun itu tidak mempunyai pengalaman lebih dahulu dalam melatih regu utama.
Prestasi manajemennya bisa jadi bisa dibanding dengan Keajaiban Istanbul, sebab keduanya tiba dalam 2 bagian.
Pertama- tama, Alonso wajib mengambil alih regu yang memulai masa 2022/ 23 dengan kurang baik, berikan keyakinan kepada anak asuhnya, serta merebut kembali harga diri yang hilang- dengan bawa mereka ke posisi keenam serta lolos ke semi- final Liga Europa UEFA, berkat 14 pertandingan tidak terkalahkan antara Februari sampai April.
Leverkusen dalam sebagian perihal mencerminkan 7 menit ajaib Liverpool pada tahun 2005 dalam masa debut Alonso, dengan menampilkan sepanjang periode 7 bulan kalau mereka tidak cuma bisa bertahan dengan aman di Bundesliga, namun pula tumbuh serta berjuang buat mencapai penghargaan.
Kedua, diperlukan operator yang pakar dalam kedudukan lama Alonso selaku deep- lying playmaker buat mengganti Leverkusen dari kolektif berbakat pada 2022/ 23 jadi penantang gelar yang dapat dipercaya. Granit Xhaka langsung masuk sepanjang masa panas 2023 serta bawa Leverkusen ke tingkat selanjutnya dengan penyelesaian umpan yang mencengangkan sebesar 93 persen selama musim- angka terbaik kedua di liga.
Serta bila terdapat wujud yang mirip dengan kedudukan kepala tua di pundak muda yang diambil Alonso dalam kemenangan Liverpool tahun 2005, bisa jadi itu merupakan Florian Wirtz. Seseorang pemain yang lebih terampil serta melanda daripada Alonso, keterlibatan Wirtz dalam 22 berhasil( tiap- tiap 11 berhasil serta 11 assist) sangat berarti dalam mendesak Leverkusen mencapai kemenangan gelar tidak terkalahkan yang belum sempat terjalin lebih dahulu, dengan hat- trick- nya melawan Werder Bremen pada hari klub tersebut mengamankan gelar liga awal mereka yang menghasilkan kembali surga berolahraga sejati yang dinikmati Alonso di Istanbul.
Tekad Alonso yang simpel bersinar di lapangan pada final tahun 2005, serta meluas pada para pemainnya dengan style yang luar biasa selama ekspedisi mereka mencapai gelar. Perilaku pantang menyerah dari anak asuhnya menghasilkan 42 berhasil yang mencengangkan pada menit ke- 80 ataupun lebih antara waktu Alonso mengambil alih serta waktu mereka mengangkut trofi ganda Bundesliga- DFB Cup Jerman pada akhir 2024/ 25.
Beberapa berhasil pada waktu bonus mengklaim kemenangan berarti ataupun menyelamatkan rangkaian tidak terkalahkan yang luar biasa yang jadi rekor Eropa baru ialah 51 pertandingan tidak terkalahkan di seluruh kompetisi, saat sebelum rangkaian itu berakhir- dan dengan itu prospek treble kontinental- di tangan Atalanta di final Liga Europa.
Xhaka berkata menjelang akhir rentetan kemenangan itu kalau percakapannya dengan Alonso sudah menguak rahasia tekadnya.“ Ini tentang mempunyai pola pikir buat senantiasa tenang, apalagi bila Kamu lagi terpuruk dalam sesuatu pertandingan. Itu merupakan detail- detail kecil bila Kamu mau bersaing dengan tim- tim papan atas. Kamu wajib senantiasa tenang bila Kamu tidak bermain dengan baik serta percaya Kamu dapat memperoleh hasil dikala Kamu terpuruk dalam sesuatu pertandingan.”
Hasil kesimpulannya pada tahun 2024- sama semacam pada tahun 2005- adalah Alonso mengangkut tinggi- tinggi suatu trofi; 3 trofi tepatnya sehabis Bayer meningkatkan Piala Luar biasa ke dalam koleksi mereka.
Cerita ini saat ini jadi realitas dikala Alonso kembali ke Liverpool selaku pelatih Leverkusen dalam pertandingan yang sangat dinantikan dikala dia berupaya buat menginspirasi timnya mengarah kepahlawanan dalam kompetisi yang sama di mana dia memperingati momen sangat gemilangnya dalam seragam merah- Liga Champions.
Dengan kedua regu yang sepanjang ini belum terkalahkan di liga, bentrokan spektakuler bisa jadi hendak terjalin. Apa juga jalannya pertandingan, penggemar Liverpool, sehabis menampilkan apresiasi mereka terhadap pahlawan mereka yang kembali, hendak sangat menyadari buat tidak menyepelehkan regu Alonso di sesi mana pun-detikbola.id